Kamis, 14 Januari 2010

''Minder'' karena status sosial..

Banyak orang merunduk-runduk tak berani angkat wajah. Sebab keadaan harta yang terbatas.

Betapa sering kita temui anak sekolah yang selalu menyendiri, tak mau bergabung dengan kawan-kawannya, hanya disebabkan punya harta amat pas-pasan. Kesekolah selalu berjalan kaki tak seperti orang lain yang pulang pergi naik mobil sambìl tumpang kaki.

Alangkah banyak para buruh pabrik yang tak mau bergaul dengan tetangga, sebab keadaan tetangganya itu kaya. Sedang dirinya tak punya apa-apa. Para karyawan itu malu bertemu.. Sebab merasa ''Ah.. Apalah artinya saya? Rumah saja masih sewa perbulan..

Memang orang pada umumnya takjub akan kekayaan yang dimiliki orang lain. Sayangnya ini bukannya melahirkan sikap ikut berbahagia. Namun malah rendah diri. Tak mau bertemu, enggan bergaul. Andai berjumpapun maka langsung merasa diri tak berarti..

Keminderan akan harta, sebetulnya wajar. Sebab fitrahnya memang manusia memang cinta kekayaan..
Namun menjadi tak berarti bila kita larut didalamnya..
Allah SWT sendiri mengingatkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujuraat ayat 13 : ''hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal''.

Dari sana kita dapat mengambil pelajaran, betapa bukan harta kekayaan yang menyebabkan seseorang mulia. Bukankan banyak orang yang kaya namun di mata masyarakat ia terhina? Sebab kekayaan yang didapat dari hasil korupsi, cöntoh..! Tidakah kita pun maklum, kekayaan tak jarang membuat orang lain benci, bila dipakai untuk memamerkan diri.. Pun.. Sesungguhnya kekayaan tak menjamin hidup kita aman dan sentosa..

------
Khaula Andika

Tidak ada komentar:

Keluarga Cemara..

Halo.. Guys