Jumat, 11 Juli 2008

GOOD POINT TO SHARE

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam
sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama
berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus
dilakukannya.

Akhirnya, si petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua
dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup – karena
berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si
keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk
datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai
menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang
sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi
kemudian, semua orang takjud, karena si keledai menjadi
diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke
dalam sumur. Si petani melihat ke dalam sumur dan
tercengang karena apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop
tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang
menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar
tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu
menaiki tanah itu.

Sementara tetangga2 si petani terus menuangkan tanah
kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga
menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja,
semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi
sumur dan melarikan diri!

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran
kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk
keluar dari "sumur" (kesedihan, masalah, dsb) adalah
dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri
kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari "
sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai
pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan
untuk melangkah. Kita dapat keluar dari "sumur" yang
terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah!

Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan:

1.. Bebaskan dirimu dari kebencian
2.. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan.
3.. Hiduplah sederhana.
4.. Berilah lebih banyak.
5.. Berharaplah lebih sedikit.
6.. Tersenyumlah.
7.. Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum?
Seseorang telah mengirimkan hal ini untuk kupikirkan,
maka aku meneruskannya kepadamu dengan maksud yang sama.

"Entah ini adalah waktu kita yang terbaik atau waktu
kita yang terburuk, inilah satu-satunya waktu yang kita
miliki saat ini!"

Rabu, 02 Juli 2008

Pengemis Buta Dan Rasulullah SAW

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang
setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang
mendekatinya,
Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia
itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya
maka kalian akan dipengaruhinya.

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan
membawakan makanan,
dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan
makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis
itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah
Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang
membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA
berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak
bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya
kepada anaknya itu,

Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?

Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah
dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah
lakukan kecuali satu saja.

Apakah Itu?, tanya Abubakar RA.

Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan
membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada
disana, kata Aisyah RA.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa
makanan untuk diberikan kepada pengemis itu.

Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu
kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis
marah sambil menghardik,
Siapakah kamu?
Abubakar RA menjawab,Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).
Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si
pengemis buta itu.

Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan
tidak susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku,
tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut,
setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan
perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil
berkata kepada pengemis itu,
Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu.
Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu
telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan
Abubakar RA, dan kemudian berkata,
Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya,
ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan
membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia....

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan
Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq
Rasulullah SAW?
Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau
adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.

Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen,
alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit,
kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.

Keluarga Cemara..

Halo.. Guys